-BENAK REKTOR-

MENAG RANKING 1 TUNJUKAN KINERJA 100 HARI DI KABINET PRABOWO GIBRAN

Dipublish Tanggal 22 January 2025 Pukul 07:18 Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag - Rektor IAIN Kendari


Adalah Center of Economic and Law Studies (CELIOS) merilis hasil surveinya pada 21 Januari 2025 yang menilai kinerja 100 hari Kabinet Prabowo-Gibran yang  menempatkan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar berada pada urutan pertama yang memiliki kinerja paling baik dengan nilai 95,6% dengan Rapor Sangat Hijau. Sebelumnya, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) merilis hasil survei kinerja Kabinet Prabowo-Gibran pada 16 Januari 2025 dan memposisikan Menag RI Nasaruddin Umar pada ranking kedua. 

Kedua lembaga survei ini bisa dianggap sebagai representasi lembaga survei lainnya dengan kombinasi metode survei yang beragam dan memadukan persepsi publik pada tingkatan menengah ke bawah dengan tingkatan menengah ke atas. Untuk tidak mengatakan penilaian “arus atas” bertemu dengan penilaian “arus bawah”. Hal ini mengindikasikan bahwa lembaga survei manapun dan bagaimana pun metodologi survei yang digunakan, maka hampir dapat dipastikan tetap akan menilai bahwa Menag Nasaruddin sebagai The Best Minister dari Kabinet Prabowo Gibran.

Publik mungkin bertanya, metode apa yang digunakan CELIOS? kenapa bisa hasilnya kurang lebih sama dengan CISA? Metode survei yang digunakan CELIOS sangat berbeda dengan metode survei yang dilakukan lembaga survei lainnya, termasuk CISA. Bila lembaga survei lain menggunakan masyarakat awam sebagai responden, maka sebaliknya CELIOS menggunakan metode survei berbasis expert judgment dengan melibatkan para panelis yang terdiri dari 95 jurnalis dari 44 lembaga pers kredibel yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah. Para jurnalis ini sengaja dipilih karena dipastikan mereka memiliki akses langsung terhadap sumber data dan memiliki kemampuan memadai untuk mengamati kinerja pejabat publik secara rutin serta menganalisis hasil kerja dari kebijakan dan program yang dilahirkan pemerintah. 

Banyak gebrakan ide dan konsep yang telah dimunculkan oleh Menag Nasaruddin. Teranyar Menag Nasaruddin mengemukakan konsep tentang pentingnya Kemenag RI, khususnya Direktorat Pendidikan Islam untuk membumikan 3 program utama yaitu 1) pendidikan yang mengemban misi penyelamatan bumi dan perubahan iklim (climate change) dengan menggunakan bahasa agama; 2) memassifkan dan mensistematisasi pendidikan berbasis toleransi yang sudah berjalan selama ini dengan term moderasi beragama; dan 3) pendidikan yang menguatkan nasionalisme yang dipandang akhir-akhir ini sudah mulai tergerus dengan semangat disrupsinisasi dan revolusi industri.

Tiga agenda pokok ini harus didorong dan diimplementasikan segera di seluruh lembaga pendidikan di bawah Kemenag RI, tidak hanya lembaga pendidikan dasar dan menengah Islam, tetapi juga lembaga pendidikan dasar dan menengah Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, hingga ke perguruan tingginya. Beliau berharap agar ketiga agenda tersebut diinsersikan atau bahkan dijadikan mata kuliah/pelajaran utama dalam kurikulum. Kita bisa membentuk model dan karakter generasi muda Indonesia secara mudah dengan mengorder/memdesain kurikulum, ungkap Menag Nasaruddin ketika memberikan sambutan dalam rangka pembukaan Rapat Kerja Ditpendis 21 Januari 2025 di Jakarta

Sejatinya sebagian agenda tersebut bukan konsep baru bagi Menag Nasaruddin. Agenda antisipasi perubahan iklim dan dehumanisasi cq. toleransi beragama sudah pernah termuat dalam Deklarasi Istiqlal 2024, yang mana Prof. Nasaruddin sebagai penggagasnya dan momentum deklarasi tersebut dihadiri Paus Franciscus pemimpin tertinggi umat Katolik. Yang dinantikan saat ini adalah penjabaran lebih operasional lagi dari isi deklarasi bersama tersebut melalui Ditjen Diktis dan Bimas Kemenag RI.

Poin terpenting juga yang mendapat perhatian publik dan sekaligus ini menaikkan rating kinerja Menag Nasaruddin adalah himbauan dan tindakan nyata antikorupsi dan melarang aparaturnya untuk tidak menerima gratifikasi. Tidak hanya kata, Menag Nasaruddin memang sangat antikorupsi karena korupsi menurutnya akan menggerogoti pemerintahan dan diri kita sendiri. “Apa sih yang kita cari, kita sudah punya posisi dan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Umur kita tidak akan lama. Mari kita mencari keberkahan dalam rezeki kita. Tidak perlu menempuh langkah korupsi, pungkasnya. Kalimat ini dibuktikan betul oleh beliau dengan menolak gratifikasi berupa tas yang berisi barang berharga dan langsung dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).(*)